AnakGossip - Seorang pasien suspect virus COVID-19 di RSUP Dr Kariadi Semarang dinyatakan meninggal dunia pada Minggu, 23 Februari 2020. Dilihat dari riwayat perjalanannya, pasien laki-laki berusia 337 tahun itu pernah bepergian ke Madrid, Spanyol.
Berikut riwayat perjalanan pasien tersebut sebelum meninggal dunia.
12 Februari
Pasien mempunyai riwayat perjalanan dari Spanyol transit ke Dubai, UEA. Kemudian, pasien kembali ke Indonesia pada 12 Februari.
Menurut data terakhir, ada satu kasus positif COVID-19 di Spanyol. Sementara di UEA ada 11 kasus.
17 Februari
Pasien mulai dirawat pertama kali pada 17 Februari di sebuah rumah sakit daerah di sebuah kota di Jepang.
19 Februari
Pasien tersebut mulai kemudian dirujuk ke RSUP Dr Kariadi Semarang pada 19 Februari. Ia awalnya masuk ke ruang isolasi IGD, kemudian dirawat di ruang isolasi ICU karena pasien membutuhkan alat bantu napas.
Selama penanganan itu pula, petugas yang menangani pasien secara langsung tidak diperbolehkan keluar masuk dari ruang isolasi untuk pengendalian dan pencegahan infeksi terhadap lingkungan sekitar.
20 Februari
Pada 20 Februari 2020, RS Kariadi mengirimkan sampel swap (usap tenggorokan) pasien itu ke Puslitbangkes Kemenkes RI di Jakarta.
23 Februari
Pasien meninggal dunia, pada saat itu, tim dokter RSUP Dr Kariadi belum bisa menyimpulkan penyebab kematian pasien itu.
Sebab, sampel masih diperiksa Puslitbangkes Kemenkes.
Di tanggal ini juga pasien langsung dimakamkan. Cara pemakamannya mengikuti aturan WHO soal pasien penyakit new emerging.
Kepala Bidang Pelayanan Medik RSUP Dr Kariadi Semarang, Nurdopo Baskoro menjelaskan jenazah pasien itu dimakamkan sesuai prosedur penanganan jenazah suspect COVID-19.
"Sesuai prosedur penanganan jenazah pasien new engineering, jenazah harus tertutup rapat, dibungkus plastik dan dimasukkan ke dalam peti," ungkap Baskoro kepada Kumparan, Selasa, 25 Februari 2020.
24 Februari
Hasil swab keluar. Pasien dinyatakan negatif COVID-19. Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Anung Sugihartono menyebut, ia meninggal karena pneumonia.
"Yang bersangkutan itu meninggal bukan karena coronavirus. Karena berdasarkan hasil pemeriksaan swab (usap tenggorokan) itu negatif. Jadi dia meninggal karena gagal napas yang diakibatkan infeksi di paru-paru atau diagnosanya namanya pneumonia," kata Anung saat dihubungi, Selasa, 25 Februari 2020.
Lalu, Anung menjelaskan soal penyebab pneumonia sebagai cause of death pasien tersebut. Sesuai dengan apa yang disampaikan pihak RS Kariadi, lanjut dia, pneumonia itu bisa disebabkan karena tiga faktor. Bukan hanya karena virus corona.
"Yang disampaikan RS Kariadi cause of death itu karena kegagalan pernapasan karena pneumonia. Penyebab pneumonia itu bisa karena infeksi kuman, bisa karena infeksi virus, bisa karena infeksi bakteri," jelas dia.
Pneunomia juga bisa disebabkan oleh HIV atau TBC, tapi hasil tes menunjukkan pasien tersebut negatif corona keduanya.
Artikel asli
DEPOSIT PAKE PULSA | DEPOSIT VIA PULSA | DEPOSIT VIA OVO | DEPOSIT VIA GOPAY | DEPOSIT VIA DANA | DEPOSIT VIA TELKOMSEL | DEPOSIT VIA XL | DEPOSIT VIA AXIS |
CORONA VIRUS | VIRUS CORONA | VIRUS KORONA | NOVEL CORONAVIRUS | 2019-nCoV | WUHAN | TIONGKOK | CHINA | THAILAND | MALAYSIA | SINGAPURA | TAIWAN | HONGKONG | JEPANG | MACAU | SYDNEY | KOREA SELATAN | AMERIKA SERIKAT | VIETNAM | PRANCIS | AUSTRALIA | NEPAL | MASKER SENSI | MASKER N95 | JUAL MASKER SENSI | MASKER SENSI MURAH | JUAL MASKER N95 MURAH | MASKER N95 MURAH | EBOLA