Looking For Anything Specific?

header ads

Jenis Kasus Bullying, Salah Satunya Jari Diamputasi hingga Trauma

shironosov 

   AnakGossip - Kasus perundungan alias bullying masih saja marak terjadi di dunia pendidikan di Indonesia.

Kasus terakhir yang menghebohkan Tanah Air, seorang siswa kelas VII SMP N 16 Kota Malang, Jawa Timur diduga menjadi korban bullying oleh temannya di Sekolah.

Akibat tindakan teman-temannya, jari tengah MS harus diamputasi.

Melansir pemberitaan Kompas.com sebelumnya, bullying adalah jenis situasi di mana penyalahgunaan kekuatan atau kekuasaan dilakukan oleh seseorang maupun sekelompok orang.

Praktik bullying dikelompokkan menjadi bullying fisik (tindakan fisik), bullying verbal (olok-olokan, ejekan) maupun bullying mental (mendiamkan, mengucilkan).

Berikut adalah beberapa kasus bullying yang telah terjadi di berbagai lingkungan sekolah yang berhasil di rangkum oleh Kompas.com.

1. Patah tulang hidung
   Siswa salah satu SMA di Pekanbaru, Riau berinisial FS mengalami patah tulang hidung. Menurut pengakuan FA, ia di bully oleh temannya di Sekolah.

Paman korban, Muchtar mengatakan, tidak hanya di bully, FA juga diancam dan diperas.

"Dia (korban) sudah sekitar lima bulan sekolah di situ. Selama dia di situ, uang jajannya dirampas dan diancam supaya tidak ngadu kepada orangtuanya," kata Muchtar.

Selain dibully hingga mengalami patah tulang hidung, korban juga dipaksa mengaku bahwa dirinya terjatuh.

Kapolresta Pekanbaru AKBP Nandang Mu'min Wijaya mengemukakan, kasus bullying tersebut berawal dari bercanda.

Peristiwa terjadi pada Selasa, 5 November 2019 sekitar pukul 11.00 WIB.

Pelaku memukul korban dengan kayu bingkai foto. Kemudian pelaku menarik kepala korban dan dibenturkan ke lutut hingga korban mengalami patah tulang.

"Awalnya mereka bercanda. Mungkin ada kata-kata yang tidak bisa diterima para terlapor sehingga merasa tersinggung dan emosi lalu melakukan kekerasan," kata Kapolres.

Tidak terima, orangtua korban melaporkan kejadian itu pada polisi.

Diketahui, pelaku perundungan yang menyebabkan korban mengalami patah tulang adalah dua orang rekan sekolahnnya yang berinisial M dan R.

2. Depresi berat
   Seorang siswa SD Negeri di Kecamatan Wirosari, Kabupaten Grobogan berinisial RS mengalami depresi berat usai diduga menjadi korban perundungan oleh teman-temannya.

Ironis, RS di-bully selama dua tahun atau sejak ia duduk di bangku kelas IV SD. Pribadi RS kemudian berubah, RS sering mengurung diri, takut bertemu dengan orang hingga tak mau lagi pergi ke Sekolah.

Keluarganya pun menghabiskan banyak dana untuk memeriksakan kondisi psikis anaknya. Padahal penghasilan mereka pas-pasan.

Ayah RS bekerja sebagai buruh bangunan. Sedangkan ibunya seorang penjual kerupuk. "Periksa ke dokter syaraf kepala hingga psikiater. Kata dokter, depresi," ujar ibu RS, Masrikah.

Awal mula bullying terjadi gara-gara jam dinding. Saat duduk di kelas IV, RS bermain sepak bola di dalam kelas. Bola yang ditendang RS mengenai jam dinding hingga jatuh ke lantai.

"Jam dinding pecah dan kami belum bisa ganti karena kata pihak sekolah harganya Rp 300.000. Sejak saat itu anak saya selalu di bully, bahkan pernah disekap di kelas oleh teman-teman sekelas. Rambutnya dijambak, diludahi, disiram air, dan kekerasan lain. Kami sudah konfirmasi ke Sekolah, tetapi respon tak baik, bahkan suami saya diusir," Masrikah.

Namun saat dikonfirmasi, pihak sekolah membantah adanya bullying.

"Mohon maaf tidak ada istilah bullying, ini kejadian gaduh biasa antarsiswa. Orangtua tidak tahu persis kejadiannya, hanya menerima laporan anaknya," kata Kepala SDN 2 Wirosari Ngadiman.

3. Sepatu
   Seorang siswi SD di Desa Pangauban, Kecamatan Batujajar, Bandung Barat bernama Nabila di bully oleh temannya karena masalah sepatu.

Peristiwa itu terjadi pada hari Sabtu, 6 April 2019 sekitar pukul 13.00 WIB.

Salah seorang guru yang tidak ingin disebut namanya memaparkan, masalah Nabila dan rekan-rekannya hanya bercandaan layaknya anak-anak.

"Masalah seperti itu sih sebenarnya bercandaan saja karena sepatu Nabila terduduk dna terinjak oleh temannya," katanya.

Berikut percakapan dalam video viral tersebut:
Teman : Nanti aku juga bisa ganti, bisa juga pakai iuran...
Nabila : Iya tapi jangan pakai uang bapak kalian, tapi pakai uang kalian sendiri.Teman : Kamu juga dapat uang dari bapak mama kamu.
Nabila : Enggak.
Teman : Ya iya, kamu dapat uang itu dari mama bapak kamu. Kalau bukan emang dari mana?Nabila : Aku ambilin rongsokan langsung dijual. Aku mah cape-cape untuk membeli sepatu dan aku juga ditinggalkan ibu bapakku...
 Wali kelas mengatakan bahwa Nabila tinggal bersama kakek dan neneknya, Cece (70) dan Ira (70). Kedua orangtuanya berpisah dan mereka meninggalkan Nabila sejak dia bayi.

Nabila marah karena sepatu itu ia beli dengan kerja keras, hasil keringatnya sendiri dari mengumpulkan rongsokan. Pekerjaan ini dikerjakannya usai sepulang sekolah selama beberapa jam.

Video viral Nabila ini menuai simpati dari masyarakat. Mereka yang tergerak hatinya mendonasikan uang untuk Nabila.

4. Jari diamputasi
   MS (13), seorang siswa kelas VII SMP N 16 Kota Malang, Jawa Timur diduga menjadi korban bully oleh sejumlah temannya.

Bahkan, dua ruas jari tengah MS terpaksa diamputasi akibat tindakan teman-temannya. Ia juga kerap menangis akibat syok usai jarinya diamputasi. Polresta Malang pung menaikkan status dari penyelidikan menjadi penyidikan.

15 Orang saksi diperiksa dalam kasus ini. Kapolresta Malang Kota Kombes Leonardus Simarmata mengungkapkan, MS pernah diangkat beramai-ramai.

Kemudian tubuh MS dibanti ke lantai paving.

"Diangkat beramai-ramai begitu. Terus dibanting ke paving dalam kondisi terlenteng," Kata Leonardus. Aksi itu dilakukan saat jam istirahat sekolah.

Oleh teman-temannya, MS juga pernah dibanting ke pohon dengan cara yang sama.

"Kedua posisinya juga sama, tapi dibanting ke pohon kecil," ungkapnya.

Mengaku hanya bercanda, 7 orang siswa rekan MS terancam hukuman pidana.

Artikel asli

DEPOSIT PAKE PULSA | DEPOSIT VIA PULSA | DEPOSIT VIA OVO | DEPOSIT VIA GOPAY | DEPOSIT VIA DANA | DEPOSIT VIA TELKOMSEL | DEPOSIT VIA XL | DEPOSIT VIA AXIS | BULLYING